Qin Shi Huang (Hanzi: 秦始皇) (November atau Desember 260 SM - 10 September 210 SM), dilahirkan dengan nama Ying Zheng (贏政), juga dipanggil Shi Huang Di yang artinya adalah Kaisar Pertama, adalah raja dari Negara Qin dari 247 SM sampai 221 SM. Kaisar Qin Shi Huang dilahirkan pada tahun 259 SM dengan nama Yin Zheng. Pada saat ia dilahirkan, di negeri itu sedang terjadi peperangan yang tidak ada putus-putusnya antara negara-negara bagian feodal untuk memperebutkan kekuasaan tertinggi. Perang terjadi sejak 475-221 SM.
Kaisar Qin Shi Huang merupakan anak Raja Zhuang Xiang dari kerajaan Qin. Ibunya bernama Zhao Ji yang merupakan bekas selir seorang pedagang kaya bernama Lu Buwei. Pada saat Kaisar Qin Shi Huang berumur 13 tahun, ayahnya meninggal dunia dan dia dinobatkan sebagai raja dengan didampingi wali. Sejak mulai tahun238 SM ia mulai memerintah kerajaan Qin sendirian.
Pada Masa pemerintahan Kaisar Qin Shi Huang, negaranya masih sering mengalami serangan bangsa barbar dari utara. Untuk menangkal hal tersebut, Kaisar Qin memerintahkan pembangunan tembok besar, yang sekarang kita kenal sebagai Tembok Besar Cina, Pada masanya, panjang tembok tersebut baru sekitar 3.000 kilo meter.
Setelah mempersatukan Tiongkok dengan menaklukkan 6 negara lainnya, ia kemudian mendirikan Dinasti Qin dan mengangkat diri menjadi kaisar dari Tiongkok yang bersatu - dari 221 SM hingga 210 SM - bertakhta dengan sebutan Kaisar Pertama.
Setelah menyatukan Tiongkok, dia dan perdana menterinya Li Si menciptakan berbagai perubahan yang ditujukan untuk memperkuat persatuan, dan mereka menjalankan banyak reformasi dalam pemerintahan, menyatukan tulisan baku, alat ukur standar dan juga meneruskan pembangunan Tembok Besar yang sudah ada sejak Zaman Negara-negara Berperang. Walaupun dengan kekuasaan tangan besi (seperti dilancarkannya pembakaran buku dan penguburan ahli), Qin Shi Huang masih dianggap oleh sejarah Tiongkok hingga sekarang sebagai pendiri Tiongkok masa lalu. Persatuan bangsa Tiongkok telah berlangsung lebih dari dua ribu tahun.
Kaisar Pertama wafat saat melakukan ekspedisi ke seluruh negeri. Perjalanan ini dilakukan untuk mengambil hati rakyat dan para adipati serta pangeran dari negara-negara yang ditaklukannya. Di tengah perjalanan ia bertemu kembali dengan Xu Fu, seorang yang diperintahkannya untuk mencari "obat keabadian" atau disebut juga "obat panjang umur". Untuk menghindari kemarahan sang kaisar, Xu Fu berkelit dengan mengatakan bahwa perjalanan untuk mencari obat tersebut sangat sulit, karena obat tersebut berada di puncak gunung sebuah pulau di tengah lautan. Xu Fu berencana menghindar dari tugas kaisar tersebut dengan mengatakan bahwa kaisar harus menangkap seekor ikan raksasa dahulu, namun dengan berani kaisar berhasil memanah seekor ikan raksasa dan Xu Fu harus menuruti tugas kaisar. Bagaimanapun juga Xu Fu yang telah memprediksi bahwa ia tidak akan bisa menemukan obat keabadian dan jika ia pulang dengan tangan hampa, maka kaisar pasti akan membunuhnya. Ia dengan senang hati menerima tugas dari kaisar tersebut, dengan syarat kaisar menyertakan 500 pemuda - pemudi dalam perjalanannya untuk dipersembahkan kepada dewa. Namun Xu Fu berlayar untuk dan tidak pernah kembali. Diperkirakan Xu Fu mendarat di Jepang.
Kaisar wafat dan menginginkan putera pertama bernama Fusu yang menggantikannya. Namun pesan kaisar pertama tersebut tidak pernah sampai, karena Zhao Gao, kasim kepercayan sekaligus penyampai pesan terakhir kaisar pertama bersekongkol dengan Li Si untuk mengubah pesan kaisar pertama menjadi mengangkat anak ke-26 kaisar pertama, Huhai menggantikan ayahnya dan menyuruh Fusu serta Jenderal Meng Tian bunuh diri dengan tuduhan melakukan pemberontakan. Zhao Gao melakukan hal ini karena ia ingin mempertahankan kedudukannya, karena ia kan dicopot dari jabatannya jika ketahuan suka menjilat dan korup oleh Fusu, sedangkan Lisi karena ia pernah berseteru dengan Fusu saat menangani masalah cendekiawan aliran Konfusius.
Oleh : Michael H. Hart
Sumber : http://id.wikipedia.org, http://smp-keluarga.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar