Penerangan
jalan pada umumnya merupakan sebuah sistem yang terdiri atas lampu TL,
controller dan sumber listrik yang berasal dari PLN. Sistem ini mengonsumsi
banyak energi listrik sehingga merupakan sebuah beban tersendiri bagi
penyediaan energi listrik di Indonesia. Untuk penghematan energi, sistem
penerangan jalan ini dapat diperbaharui menjadi sebuah sistem yang lebih
efisien dengan cara mengaplikasikan LED sebagai penerangan dan solar cell
sebagai sumber energinya.
Sejarah
Pada tahun 1884, lampu jalan elektrik
pertama kali diterapkan di Romania. Pada saat itu, 731 lampu jalan dipasang di
seluruh pelosok Romania. Hal ini membuktikan kebutuhan akan lampu jalan telah
ada sejak dulu kala. Lampu jalan digunakan untuk meningkatkan keamanan,
terutama terhadap kriminalitas dan meningkatkan jarak pandang ketika berkendara
pada malam hari.
Seiring dengan meningkatnya peradaban
manusia, maka kebutuhan akan lampu jalan pun semakin meningkat. Wilayah
perkotaan yang meluas dan pertumbuhan jumlah jalan raya mengharuskan penerangan
jalan untuk ikut bertambah. Hal ini berarti pertambahan yang besar pula bagi
kebutuhan listrik.
Saat isu mengenai penghematan energi
mencuat, lampu jalan muncul sebagai salah satu objek penghematan. Salah satu
alternatif yang digunakan adalah mengganti lampu merkuri dengan lampu LED yang
hemat energi. Adalah Jepang, negara pertama yang mengaplikasikan LED sebagai
lampu jalan di wilayah Osaka pada awal 2000-an. Hal ini terbukti menurunkan
konsumsi listrik sebesar 80% di wilayah tersebut.
Alternatif kedua muncul ketika teknologi
solar cell mulai berkembang. Selain diterapkan di rumah-rumah, solar cell juga
diterapkan di lampu jalan sebagai alternatif sumber energi. Dengan digunakannya
solar cell sebagai sumber energi lampu jalan, maka lampu jalan pun tidak
memerlukan listrik dari pembangkit listrik konvensional lagi.
Ketika kedua alternatif ini digabungkan,
lampu jalan pun menjadi sebuah ajang penghematan listrik yang efektif.
Prinsip
Kerja Umum
Sistem penerangan jalan (LED) dengan energi
matahari merupakan sistem penerangan jalan alternatif yang menggunakan sumber
energi terbarukan dan hemat energi. Sumber energi diperoleh dari konversi
energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Untuk melakukan konversi
tersebut, digunakanlah solar cell.
Pada siang hari, ketika matahari bersinar
terang, solar cell akan mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik.
Energi listrik ini akan diisikan pada baterai dengan pengendalian oleh solar
charger controller (SC controller). SC controller ini berfungsi untuk
mengendalikan pengisian energi listrik pada baterai, jika baterai telah penuh,
maka SC controller akan memutuskan pengisian listrik dari solar cell.
Pada malam hari, lampu LED akan menyala
dengan pasokan listrik dari baterai.
Tentu saja solar cell tidak lagi memasok listrik pada saat ini karena
tidak ada sinar matahari.
Sistem solar cell yang digunakan pada
penerangan jalan memiliki cara kerja yang mirip dengan sistem solar cell pada
umumnya, yaitu solar cell dipakai sebagai sumber energi dari suatu alat dan
kelebihan energi yang dihasilkan akan disimpan pada baterai sebagai cadangan
energi. Namun pada penerangan jalan, karena hanya digunakan pada malam hari,
maka ketika solar cell mendapatkan energi dari sinar matahari, energi tersebut
akan langsung disimpan pada baterai dan ketika malam hari, baterai akan
men-supply kebutuhan energi bagi lampu LED.
Sistem ini memiliki berbagai macam
keunggulan dibandingkan sistem penerangan jalan umum biasa, diantaranya:
1.
Penggunaan listrik yang kecil,
karena menggunakan lampu LED yang daya listriknya kecil
2.
Umur pakai yang panjang,
dikarenakan lampu LED hanya dilewati arus yang sangat kecil
3.
Biaya operasional yang murah,
dampak langsung dari konsumsi listrik yang rendah adalah biaya operasional yang
rendah dibandingkan menggunakan lampu biasa
4. Mengurangi penggunaan listrik dari
PLN, sistem solar cell yang digunakan merupakan sebuah aplikasi dari sumber
energi terbarukan sehingga mengurangi/ ketergantungan dari pembangkit listrik
berbahan bakar fosil
5. Mengurangi instalasi kabel listrik
karena listrik dipasok langsung pada solar cell yang terdapat pada tiang yang
sama
Spesifikasi
Untuk membuat sebuah sistem penerangan
jalan (LED) dengan energi listrik dari matahari, dibutuhkan dua buah komponen
utama, yaitu:
1.
Sistem solar cell
2.
Lampu LED
Sistem solar cell terdiri atas panel surya,
baterai dan SC controller. Fungsi dari sistem ini adalah untuk menggantikan
sumber listrik PLN. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem solar cell yang mampu
men-supply kebutuhan listrik bagi
sebuah lampu LED untuk penerangan setidaknya satu malam dengan pengisian selama
siang hari.
Lampu LED digunakan untuk menggantikan
lampu TL. Lampu LED dipilih karena konsumsi listriknya yang rendah. Untuk
penerangan jalan, dibutuhkan lampu dengan tingkat pencahayaan sekitar ...lm.
Untuk memenuhi tingkat pencahayaan
tersebut, lampu TL memerlukan daya sebesar ...watt sementara lampu LED hanya
memerlukan daya sebesar ...watt.
Perkembangan
Teknologi
1. Perkembangan teknologi sel surya
Sel surya cukup
berkembang di Indonesia maupun di dunia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
penggunaan teknologi ini untuk berbagai aplikasi. Perkembangan terkini yang
mulai dilakukan adalah untuk menaikkan efisiensi dari sel surya tersebut.
Efisiensi sel surya dilihat dari prosentase besarnya energi listrik yang
dihasilkan dibanding besar energi cahaya yang diterima. Efek positif lain yang
akan didapat apabila bisa menaikkan efisiensi sel surya ini dapat menghemat
tempat karena luas permukaannya dapat diperkecil.
Sel surya yang diproduksi
massal saat ini memiliki efisiensi sekitar 15% saja, namun dengan adanya
penelitian yang berlangsung diharapkan akan memiliki efisiensi sekitar 30%
sehingga akan lebih menarik dan lebih massal dalam penggunaannya.
2. Perkembangan teknologi lampu LED
Penggunaan
lampu sebagai penerangan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun
dalam penggunaannya, lampu yang banyak digunakan sekarang ini tidak ramah
lingkungan dan memerlukan banyak energi. Perkembangan terbaru dalam sistem
penerangan adalah penggunaan LED. LED memiliki banyak kelebihan daripada lampu
biasa, antara lain lebih ramah lingkungan, lebih tahan lama dan lebih irit
energi. Penggunaan LED banyak dipakai pada senter, lampu rumah dan lampu
penerangan jalan umum.
Potensi Lampu Jalan LED dengan Tenaga Surya di
Dunia dan Indonesia
Potensi LED sebagai lampu jalan di dunia
cukup besar. Walaupun pada awalnya pancaran cahaya LED tidak seterang lampu
konvensional, kini telah ditemukannya juga LED yang mempunyai kemampuan mengeluarkan
cahaya dengan terang. LED juga merupakan lampu yang sangat hemat energi,
sehingga sangat dianjurkan untuk mengganti lampu jalan konvensional yang
menggunakan banyak energi listrik.
Potensi sel
surya di dunia juga sangat tinggi. Tenaga surya yang tidak akan habis mempunyai
potensi yang sangat besar untuk menjadi energi alternatif sumber
energi listrik. Oleh karena itu sel
surya berpotensi
di negara yang memiliki pancaran sinar matahari tinggi seperti daerah tropis.
Karena potensi
masing-masing yang besar, pengembangan teknologi untuk
menjadikan LED sebagai lampu
jalan dengan tenaga surya memiliki potensi yang sangat besar juga di dunia. Tingkat kebutuhan
listrik yang relatif kecil juga menyebabkan panel surya yang dibutuhkan oleh
lampu LED cukup kecil untuk di atas tiang lampu itu sendiri. Dan karena bentuknya
yang tidak jauh berbeda dari tiang sebelumnya, tiang lampu
konvensional tidak perlu diganti. Hal ini berarti tingkat penghematan yang cukup besar untuk sebuah lompatan teknologi, sehingga teknologi ini sangat berpotensi di dunia dan khususnya Indonesia.
Potensi Peluang Implementasi Lampu Jalan LED
dengan Tenaga Surya di Indonesia
Lampu LED
sebagai lampu jalan di Indonesia belum banyak dipakai. Teknologi pengembangan
LED sudah sampai ke LED super yang memiliki intensitas cahaya yang tinggi. Oleh karena itu sudah cukup untuk
menggantikan lampu yang sekarang. Lampu LED juga sangat hemat listrik dan ramah
lingkungan. Karena tingkat penghematan energi di Indonesia sangat diharapkan
mengalami peningkatan, lampu LED ini sangat berpotensi di Indonesia.
Potensi
peluang implementasi lampu LED sebagai lampu jalan dengan tenaga surya sangat
besar. Dengan tingkat intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi teknologi
ini dapat dimanfaatkan dan Indonesia sebagai negara yang beriklim tropis
memiliki cahaya matahari yang cukup lama dan dapat dimanfaatkan. Pada dataran rendah
contohnya pantai, matahari cukup stabil. Oleh karena itu, peluang implementasi
teknologi ini cukup tinggi pada daerah-daerah tertentu yang memiliki cahaya
matahari yang cukup stabil.
Salah satu
kendala yang dihadapi Indonesia adalah curah hujan yang juga cukup tinggi pada
wilayah tropis. Hal ini memang membuat teknologi sel surya sebagai sumber utama
menjadi tidak berguna. Kematian lampu jalan berakibat sangat fatal, oleh karena
itu pada lampu LED ini disediakan juga jalur listrik dari pusat sebagai energi
alternatif untuk membuat lampu jalan tetap hidup.
Tingkat
pengeluaran untuk penggunaan teknologi ini juga tidak terlalu mahal.
Dibandingkan dengan pengeluaran yang dikeluarkan oleh lampu yang lama,
investasi yang dilakukan dengan penggunaan teknologi ini jauh lebih besar.
Modalnya memang cukup mahal, tetapi pada akhirnya biaya pengeluarannya akan
relatif sangat kecil. Oleh karena itu, di Indonesia diharapkan dapat
menggunakan teknologi ini dengan bertahap. Tidak semua lampu langsung diganti
tetapi akan sedikit demi sedikit diganti dengan lampu LED bertenaga surya ini. Dengan cara ini maka peluang implementasi
teknologi ini di Indonesia akan sangat besar.
Teknik
Pengontrolan
Controller
Controller di dalam sistem lampu jalan tenaga surya dapat dikatakan sebagai
"otak" karena fungsinya yang adalah sebagai pengatur arus listrik
baik terhadap arus yang masuk maupun arus yang keluar / digunakan. Adapun
fungsi - fungsi controller pada lampu jalan tenaga surya adalah sebagai berikut
:
- Saat voltase di baterai telah dalam keadaan penuh, maka controller
berfungsi menghentikan arus listrik yang masuk ke dalam baterai dengan
maksud untuk menjaga ketahanan baterai agar jauh lebih tahan lama.
- Saat voltase di baterai dalam keadaan hampir kosong, maka controller
berfungsi menghentikan pengambilan arus listrik dari baterai oleh beban /
peralatan listrik. Dalam kadar voltase tertentu ( umumnya sekitar 10% sisa
voltase di baterai ) , maka pemutusan dilakukan oleh controller. Adapun
hal ini agar baterai lebih tahan lama dan mencegah kerusakan pada sel -
sel baterai. Pada kebanyakan model controller, indikator lampu akan
menyala dengan warna tertentu ( umumnya berwarna merah atau kuning ) yang
menunjukkan bahwa voltase di baterai sudah hampir habis dan perlu untuk
proses charging. Dalam kondisi ini, meskipun sisa voltase di baterai masih
ada, namun karena pengambilan arus listrik dari baterai telah diputus oleh
controller, maka peralatan listrik / beban tidak dapat beroperasi.
Kembali kepada kejadian, yakni bahwa kejadian - kejadian yang terjadi pada
sistem lampu jalan tenaga surya bisa berbagai macam antara lain konsleting,
baterai penuh, baterai lemah, baterai normal, over-voltage, dan lain - lain, yang
adapun semua kejadian ini dapat terdeteksi oleh controller. Karena perannya
yang cukup penting, controller sangat dianjurkan untuk dipasang meskipun tidak
mutlak.
Contoh Perhitungan
Energi Bila kita berkeinginan untuk menggunakan energi sel surya untuk instalasi penerangan jalan, ikuti contoh perhitungan berikut ini. Bila kita membutuhkan daya listrik Alternating Current sebesar 2000W selama 10 jam per hari ( 20KWh/hari ) maka dibutuhkan panel sel surya dgn kapasitas 210WP dan 2 batere @12V 100Ah. Ini berdasarkan perhitungan energi surya dari jam 7 pagi s/d jam 12 sore ( 5 jam ) dan asumsi konversi energi minimal 5 jam sehari. Dasar perhitungan jumlah batere adalah 2 x 3 x kebutuhan listriknya. Adanya faktor pengali 3 untuk mengantisipasi bila hujan/mendung terus-menerus selama 3 hari berturut-turut, sedangkan faktor pengali 2 disebabkan battery tidak boleh lebih dari 50% kehilangan kapasitasnya bila ingin battery-nya tahan lama. Dengan kata lain diusahakan agar DOD ( Depth of Discharge ) tidak melampaui 50% karena sangat mempengaruhi life time dari battery itu sendiri.
|
||||||||||
Estimasi
Awal Biaya
-
Solar cell panel 70 Wp @Rp
32.500/Watt Peak = Rp 2.275.00
-
Lampu LED 30 Watt = Rp 2.500.000
-
Accu 60A (-/+ 10A) = Rp 2.200.000
-
Electric Box System = Rp 1.500.000
Estimasi Jumlah Biaya = Rp 8.475.000 + Ppn 10% = Rp
8.475.000 + Rp 847.500Estimasi Jumlah Biaya = Rp 9.322.500 |
Potensi
Pasar di Indonesia
Indonesia memliki potensi sebagai pasar untuk
pengembangan sistem penerangan jalan (LED) dengan energi listrik dari matahari.
Mengapa demikian, alasannya adalah sebagai berikut:
1. Masih adanya daerah – daerah yang minim akan penerangan
Daerah – daerah yang
dimaksud adalah daerah seperti jalanan yang akan mendekati hutan dan desa –
desa yang kurang terjangkau oleh infrastruktur pelistrikan dari PLN. Tiap
tahunnya pemerintah pasti akan berusaha untuk memperbaiki penerangan dari
daerah – daerah tersebut. Dikarenakan daerah – daerah tersebut jarang dilewati
oleh kabel dari PLN, maka lampu LED berenergi matahari menjadi solusi
penerangan yang tepat. Hal tersebut dapat menjadi potensi bagi sistem lampu LED
berenergi matahari untuk ditawarkan.
2. Penghematan energi dan alternatif energi bahan bakar fosil
Pada awal abad ke-21 ini isu penghematan energi sedang kuat
– kuatnya. Terlebih lagi mengenai alternatif untuk energi dengan bahan bakar
fosil, dikarenakan mulai menipisnya bahan bakar fosil. Berbagai negara banyak
memikirkan mengenai hal ini, tak terkecuali Indonesia. Oleh karena itu,
pengembangan manajemen dan sumber energi pada kebijakan pemerintah dan industri
akan dioptimalkan dan dialihkan menuju energi terbarukan, salah satunya energi
matahari. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan perangkat berenergikan
matahari. Untuk penerangan, melihat besarnya keuntungan dari lampu LED
berenergi matahari ( konsumsi daya yang kecil, dan sumber energi yang ramah
lingkungan), proyek – proyek pemerintah dan industri akan menggunakan lampu LED
berenergi matahari.
3. Terbatasnya daya PLN
Semakin hari pasti infrastruktur pelistrikan Indonesia akan
berekspansi. Pada tahun 2010 ini memang mulai dibangun berbagai macam – macam
pembangkit listrik dengan energi alternatif, sebagian besar memanfaatkan panas
bumi. Hanya saja, pembangunan juga memerlukan waktu yang lama, padahal
kebutuhan akan penerapan perangkat – perangkat elektronik khususnya dalam hal
penerangan juga perlu dilakukan. Dari masalah inilah muncul peluang bagi lampu
LED berenergi matahari untuk masuk ke pasar perangkat elektronik untuk
penerangan di Indonesia, karena sumber energinya juga dari matahari. Selain
itu, lampu LED berenergi matahari juga tak terpengaruh apabila ada pemadaman,
baik yang disengaja maupun tidak. Sehingga pihak - pihak yang tak ingin terpengaruh pemadaman
akan melirik ke lampu LED berenergi matahari.
Potensi Hambatan Pengembangan
dan Aplikasi di Indonesia
Harus diakui, sistem penerangan jalan
menggunakan lampu LED dengan energi listrik dari matahari masih butuh investasi
besar. Karena beberapa komponen mulai dari panel surya, baterai, hingga lampu
LED masih harus didatangkan dari luar negeri sehingga harganya menjadi mahal. Padahal,
para pakar Indonesia sudah mampu membuat sendiri. Apalagi sejumlah bahan baku,
seperti silica untuk pembuatan panel surya, juga tersedia melimpah di tanah
air.
Untuk skala laboratorium Indonesia sudah mampu membuat sendiri panel surya. Yang jadi persoalan
adalah belum bisa mencapai skala efisiensi karena tidak memiliki pabrik untuk menghasilkan
secara massal. Sehingga meskipun lampu penerang jalan menggunakan lampu LED
dengan energi listrik dari matahari memerlukan biaya operasional yang lebih
hemat dibandingkan lampu penerang konvensional, pada kenyataannya lampu
penerang jalan konvensional lebih banyak dipakai karena biaya investasinya yang
lebih murah.
Baca juga Lampu Jalan Tenaga Surya
mantap penjelasannya om, apalagi detail banget, salam kenal ya dari kami dan ijin promo ya harga lampu led jalan raya
BalasHapus