Penerangan
jalan pada umumnya merupakan sebuah sistem yang terdiri atas lampu TL,
controller dan sumber listrik yang berasal dari PLN. Sistem ini mengonsumsi
banyak energi listrik sehingga merupakan sebuah beban tersendiri bagi
penyediaan energi listrik di Indonesia. Untuk penghematan energi, sistem
penerangan jalan ini dapat diperbaharui menjadi sebuah sistem yang lebih
efisien dengan cara mengaplikasikan LED sebagai penerangan dan solar cell
sebagai sumber energinya.
Selasa, 02 April 2013
Pengertian dan Jenis-jenis Energi Serta Potensi Energi di Indonesia
Energi adalah
kemampuan untuk melakukan usaha. Energi bersifat abstrak, sulit dibuktikan
namun dapat dirasakan keberadaannya. Menurut hukum Termodinamika Pertama bahwa
“Energi
bersifat kekal, Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnakan,
tetapi dapat berubah bentuk (konversi) dari bentuk energi yang satu ke bentuk
energi yang lain”. Sebagai contoh pada proses pembakaran pada mesin
mobil/motor (sistem motor pembakaran dalam), bensin satu liter dikonversi
menjadi kerja yang berhasil guna tinggi, yakni menjadi energi gerak/mekanik
pada mobil/motor, sehingga dapat memindahkan manusia/barang dari suatu tempat
ke tempat lain.
Dalam hal ini,
bensin satu liter memiliki energi dalam, yang siap dirubah menjadi kerja yang
berguna (availabilitas). Dengan kata lain availabilitas
adalah kemampuan sistem untuk menghasilkan kerja yang berguna.
Aljabar Kompleks
Di dalam dunia kelistrikan,
pembangkitan tenaga listrik, khususnya pembangkit tenaga listrik mekanik
(generator), berasal dari dua komponen:
a. Komponen
daya mekanik, berupa putaran
b. Komponen
daya magnetik, berupa medan
magnit
Tanpa kehadiran salah
satu dari komponen itu, tenaga listrik tidak terwujud. Ada putaran, tetapi tidak
ada magnetik, listrik tidak terbangkitkan. Begiu pula bila ada magnetik, tetapi
putaran tidak ada, maka tenaga listrik juga tidak terwujudkan. Hal ini sesuai
dengan azas Faraday yang mengatakan : bila suatu penghantar
digerakkan memotong medan
magnit, maka di ujung-ujung penghantar tersebut timbul tegangan listrik. Bila
kedua ujung tersebut dihu-bungkan, maka mengalirlah arus listrik.
Jadi seakan-akan tenaga
listrik merupakan jumlah dari kedua komponen tersebut. Yang menjadi
persoalan adalah : satuan kedua tenaga tersebut tidak sama, padahal
untuk menjumlahkan kedua besaran, satuannya haruslah sama. Oleh karena
itu, dengan bantuan pengetahuan matematik, disusunlah dua buah sumbu yang
saling tegak lurus, di mana sumbu horizontal memperlihatkan besaran daya
mekanis, sedang sumbu vertikal menunjukkan komponen daya magnetik.
Untuk membedakan besaran keduanya, di depan nilai besaran daya magnetik diberi
notasi j.
Pembentukan dan Perluasan Kalimat
A.
Pendahuluan
Bahasa adalah sarana berpikir untuk
menyampaikan pesan kepada orang lain maupun untuk menerima pesan dari orang
lain. Pikiran yang disampaikan dalam pembicaaraan atau tulisan diungkapkan
melalui rangkaian kata yang terpilih dan tersusun menurut kaidah tertentu.
Bahasa sebagai simbol yang bermakna terdiri
atas satuan-satuan tertentu yang secara fungsional saling berhubungan sebagai
suatu sistem. Satuan terkecil yang mengandung makna berupa kata dan frasa
(kelompok kata), sedangkan satuan yang lebih besar yang mengandung pikiran
berupa kalimat.
Penguasaan bahasa sebagai sarana berpikir dan
berkomunikasi banyak ditentukan oleh penguasaan kaidah kalimat yang didukung
oleh kosakata yang memadai.
Penggunaan Bahasa Dalam Artikel Ilmiah
1. Pendahuluan
Penulisan karya ilmiah telah lama menjadi persoalan serius terutama di perguruan tinggi. Penulisan karya ilmiah yang bertujuan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengkomunikasikan karya kreatif dan inovatif kepada masyarakat luas masih belum terealisasi dengan baik.
Karya ilmiah merupakan jenis tulisan ilmiah yang memiliki desain atau sistematika tertentu sesuai dengan karakteristik ilmiah itu sendiri. Salah satu karakteristik tersebut wujud dalam bentuk bahasa yaitu bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa tulis yang baku. Penulisan karya ilmiah dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
(1) faktor non-teknis mencakup sistematika penulisan dan penalaran dan
(2) faktor teknis yang berkaitan dengan content yang memperlihatkan keaslian gagasan yang didukung dengan argumentasi ilmiah.
Tulisan ini akan membahas karakteristik ragam bahasa tulis, sifat-sifat bahasa yang dipergunakan dalam artikel ilmiah, beberapa persyaratan penggunaan bahasa dalam artikel ilmiah, dan cara penulisan rujukan dalam artikel ilmiah.
Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
A.
Pengertian dan Karakteristik Bahasa Ragam Ilmiah
Bahasa
Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang digunakan
dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk
memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori, atau gabungan dari keempatnya, bahasa
Indonesia diharapkan dapat menjadi media yang efektif untuk komunikasi ilmiah,
baik secara tertulis maupun secara lisan. Selanjutnya, bahasa Indonesia ragam
ilmiah memiliki karakteristik cendikia, lugas dan jelas, menghindari kalimat
fragmentaris, bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat,
dan konsisten.
1. Cendekia
Bahasa Indonesia ragam ilmiah bersifat
cendekia. Artinya, bahasa ilmiah itu mampu digunakan secara tepat untuk
mengungkapkan hasil berpikir logis. Bahasa yang cendekia mampu membentuk
pernyataan yang tepat dan seksama sehingga gagasan yang disampaikan penulis
dapat diterima secara tepat oleh pembaca. Kalimat-kalimat yang digunakan
mencerminkan ketelitian yang objektif sehingga suku-suku kalimatnya mirip
dengan proposisi logika. Karena itu, apabila sebuah kalimat digunakan untuk
mengungkapkan dua buah gagasan yang memiliki hubungan kausalitas, dua gagasan
beserta hubungannya itu harus tampak secara jelas dalam kalimat yang
mewadahinya.