Siklus PLTG dimulai dari
pengambilan udara oleh compressor. Dalam compressor ini udara diolah sehingga
tekanannya naik. Udara ini dimasukkan kedalam Combustion atau ruang bakar
bersama dengan bahan bakar (gas / bbm). Pembakaran menghasilkan gas bertekanan
dan bersuhu tinggi (Suhu sekitar 2000 derajat celcius). Gas bertekanan inilah
yang memutar turbin gas (Nah sudah jelaskan, apa yg dimaksud dengan “gas”).
Turbin berputar, generator ikut berputar dan listrik pun dihasilkan. Setelah
memutar turbin, gas tersebut dibuang di atmosfer. Siklus selesai.
Selain sederhana, satu unit
PLTG juga tidak memakan tempat terlalu luas. Proses pembangunannya juga relatif
lebih cepat daripada unit pembangkit lain. Biaya pembangunannya pun relatif
juga lebih murah. Hanya saja karena bekerja pada suhu dan tekanan tinggi,
komponen-komponen dari PLTG yang disebut Hot Parts menjadi cepat rusak sehingga
memerlukan perhatian yang serius. Belum lagi hot parts tersebut kebanyakan
berharga sangat mahal sehingga biaya pemeliharaan PLTG sangat besar.
Kembali pada siklus PLTG,
siklus PLTG yang seperti ini sering disebut Open Cycle. Gas hasil pembakaran,
masuk turbin, lalu dibuang. Suhu dan tekanan gas yang dibuang biasanya masih
cukup tinggi. Berkisar antara 500 derajat celcius sehingga sebenarnya sayang
jika langsung dibuang. Harusnya gas sepanas itu bisa untuk menguapkan air, lalu
uapnya bisa digunakan untuk memutar turbin. Nah, atas pemikiran seperti itulah,
muncul yang namanya PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap).
Nah sekarang saatnya
berbicara tentang siklus PLTGU.
PLTGU merupakan kombinasi PLTG dengan PLTU.
Gas buang dari PLTG yang umumnya mempunyai suhu di atas 4000C, dimanfaatkan
(dialirkan) ke dalam ketel uap PLTU untuk menghasilkan uap penggerak turbin
uap. Dengan cara ini, umumnya didapat PLTU dengan daya sebesar 50% daya PLTG.
Ketel uap yang digunakan untuk memanfaatkan gas buang PLTG mempunyai desain
khusus untuk memanfaatkan gas buang di mana dalam bahasa Inggris disebut Heat
Recovery Steam Generator (HRSG). Gambar 20 menunjukkan bagan dari 3 buah
unit PLTG dengan sebuah unit PLTU yang memanfatkan gas buang dari 3 unit PLTG
tersebut. 3 unit PLTG beserta 1 unit PLTU ini disebut sebagai 1 blok PLTGU.
Setiap unit PLTG mempunyai sebuah ketel uap penampung gas buang yang keluar
dari unit PLTG. Uap dari tiga ketel uap unit PLTG kemudian ditampung dalam
sebuah pipa pengumpul uap bersama yang dalam bahasa Inggris disebut common
steam header. Dari pipa pengumpul uap bersama, uap dialirkan ke turbin uap
PLTU yang terdiri dari turbin tekanan tinggi dan turbin tekanan rendah. Keluar
dari turbin tekanan rendah, uap dialirkan ke kondensor untuk diembunkan. Dari
kondensor, air dipompa untuk dialirkan ke ketel uap. HRSG dalam perkembangannya
dapat terdiri dari 3 drum uap dengan tekanan uap yang berbeda: Tekanan Tinggi
(HP), Tekanan Menengah (IP), dan Tekanan Rendah (LP). Hal ini didasarkan
perhitungan Termodinamika Drum HP, IP, dan LP yang berhubungan dengan suhu gas
buang yang tinggi, sedang, dan rendah.
PLTGU
(Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap) adalah sebuah pembangkitan listrik
dimana prosesnya terdiri dari dua yaitu proses dengan menggunakan Turbin Gas
dan Turbin Uap. Biaya produksi dari PLTGU apabila menggunakan bahan bakar yang
sama maka akan lebih murah biayanya apabila dibandingkan hanya dengan Turbin
Gas saja.
Komponen-komponen
peralatan dari PLTGU adalah:
1.
Turbin Gas Plant
Yang
terdiri atas Compressor, Combustor Chamber, Turbin Gas, Generator.
2.
Heat Recovery Steam Generator ( HRSG )
3.
Steam Turbin Plant
Proses Produksi Listrik
Adapun
proses produksinya terdiri atas dua yitu dengan menggunakan Turbin Gas Saja
yang sering disebut dengan proses Open Cycle ( O/C ) dan dengan menggunakan
Turbin Gas dan Turbin Uap yang sering disebut dengan Combine Cycle ( C/C ) dan
inilah prinsip PLTGU.
Prinsip
kerjanya yaitu dalam suatu proses pembakaran harus membutuhkan tiga hal yaitu
Bahan Bakar, Udara dan Api. Udara luar dimasukkan ke kompressor untuk
dikompresi sehingga tekanannya akan meningkat, udara yang telah dikompresi ini
kemudian dimasukkan ke combustion chamber ( ruang bakar ), didalam ruang bakar
terdapat prinsip segitiga api, dimana akan ada proses pembakaran udara oleh
bahan bakar berupa fuel oil (HSD/high speed diesel) setelah dipicu oleh alat
pemicu (igniter) sehingga akan menghasilkan gas yang bertekanan tinggi. Gas
hasil pembakaran ini kemudian dialirkan ke turbin untuk menggerakkan sudu-sudu
dari turbin. Karena turbin berada pada satu poros dengan generator maka ketika
turbin berputar secara otomatis generator juga akan berputar dan akan merubah
energi mekanik yang dihasilkan oleh turbin menjadi energi listrik.
Gas
buang dari sebuah operasi PLTG yang masih mempunyai temperature tinggi
dimanfaatkan kembali untuk menguapkan air pada HRSG (heat recovery steam
generator). Air kondensat dari condenser dialirkan ke pre heater sebagai proses
pemanasan awal. Dari pre heater air akan dialirkan ke dalam deaerator, fungsi
dari deaerator ini adalah untuk menghilangkan kandungan O2 dalam air dengan
cara diinjeksi dengan hidrazin (N2H4).
Air
yang keluar dari deaerator dibagi menjadi dua aliran yaitu untuk aliran low
pressure (LP) dan high pressure (HP). Untuk LP, air dari deaerator dimasukkan
ke dalam LP economizer untuk dipanaskan lebih lanjut, kemudian air akan
dialirkan ke LP drum untuk memisahkan antara air dan uap yang telah terbentuk.
Dari LP drum air akan dimasukkan ke dalam LP evaporator untuk proses penguapan
air. Air yang keluar dari evaporator telah menguap, uap LP ini kemudian
dialirkan ke LP steam turbin. Sedangkan untuk HP, air dari deaerator akan
dialirkan kedalam HP economizer 1 dan HP economizer 2, dari HP economizer 2 air
kemudian dialirkan ke HP drum. Dari HP drum air diuapkan di dalam HP evaporator.
Uap
yang telah terbentuk di dalam evaporator kemudian dialirkan ke HP Superheater 1
dan 2, fungsinya adalah memanaskan kembali uap yang telah terbentuk menjadi uap
superheated (uap kering). Uap superheated ini kemudian dialirkan ke HP steam
turbine,untuk memutar sudu-sudu turbin. Uap bekas dari HP steam turbine
kemudian dialirkan ke LP steam turbin dan bersama-sama dengan LP Steam akan
memutar LP Steam Turbin. Seperti pada GT, turbin pada ST juga dikopel dengan
generator sehingga ketika turbin berputar maka secara otomatis generator juga
akan berputar dan akan merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi
listrik. Uap bekas dari LP steam turbin kemudian dialirkan ke condenser untuk
dikondensasikan menjadi air dan akan dimasukkan kembali ke HRSG.
Siklus kerja awal sama
seperti PLTG. Udara masuk melalui compressor. Tekanan dan suhunya dinaikkan,
lalu dibakar bersama bahan bakar. Gas hasil pembakaran ini digunakan untuk
memutar turbin. Setelah memutar turbin, gas buang ini masuk pada sebuah unit yang
disebut HRSG (Heat Recovery Steam Generator). Pada PLTU, fungsi HRSG ini hampir
sama dengan boiler. Hanya saja jika boiler terjadi proses pembakaran secara
langsung, sedangkan pada HRSG yang terjadi hanya proses perpindahan panas
memanfaatkan gas buang. Dari HRSG dihasilkan uap kering yang akan memutar
turbin uap. Setelah memutar turbin, uap air diembunkan oleh kondensor dan masuk
kembali ke hotwell.
Siklus kerja PLTGU seperti
diatas sering juga disebut Combined Cycle. Dengan PLTGU maka biaya produksi listrik
menjadi efisien. Tanpa perlu mengeluarkan biaya bahan bakar lagi, unit ini
sanggup untuk menghasilkan listrik lagi. Nilai produksinya pun cukup besar.
Daya maksimal yang bisa dihasilkan dari pemanfaatan gas buang ini bisa mencapai
60 % dari daya yang dihasilkan oleh turbin gas. Jadi permisalan, jika gas
turbin menghasilkan listrik 100 MW, maka gas buang yang dimanfaatkan tadi bisa
memproduksi listrik tambahan melalui turbin uap sebanyak 60 MW.
Sangat membantu saya dalam presentasi kak. Thxuu
BalasHapusBagus sekali penjelasannya.. sangat bermanfaat
BalasHapus